Kaki Beruang Mimi berasa lenguh dan terduduk kaku di atas lantai hutan. Badan Beruang Mimi berpeluh dan jantung berdegup pantas. Beruang Mimi cuba menarik nafas dengan perlahan-lahan tetapi masih gementar. Bunyi serangga dan unggas di sekitarnya semakin jelas kedengaran. Beruang Mimi tidak dapat menahan ketakutannya lalu memejamkan matanya.
Beruang Mimi terdengar suara Beruang Papa berkata, "Beruang Mimi, jangan takut. Beruang Papa kan ada? Tabahkan hati. Nanti, cepatlah kami sampai di rumah."
Hati Beruang Mimi menjadi tenang. Beruang Mimi membuka matanya dan melihat Beruang Papa yang masih pengsan dan terlantar di lantai hutan. Beruang Mimi berkata, "Betul kata Beruang Papa. Saya mesti tabahkan hati."
Beruang Mimi membersihkan luka di kepala Beruang. Dengan menggunakan sepenuh tenaganya, Beruang Mimi memikul Beruang Papa di belakangnya. Beruang Mimi berjalan dengan perlahan-lahan sambil berkata di dalam hatinya berulang kali.
"Beruang Papa, nanti cepatlah kami sampai di rumah."
"Beruang Papa, nanti cepatlah kami sampai di rumah."
"Beruang Papa, nanti cepatlah kami sampai di rumah."
Badan Beruang Papa agak berat, langkah Beruang Mimi semakin perlahan. Bunyi burung dan unggas semakin mengerikan tetapi Beruang Mimi hanya memikirkan keselamatan Beruang Papa.
Akhirnya, Beruang Mimi dan Beruang Papa sampai di rumah pada lewat malam. Beruang Mama berasa lega apabila melihat Beruang Mimi dan Beruang Papa selamat sampai di rumah.
Sejak hari itu, Beruang Mimi berdikari dan mula bergaul dengan kawan-kawan lain. Kawan-kawan Beruang Mimi yang nakal tidak lagi mempermainkan Beruang Mimi.
(TAMAT)
Sila tekan sini untuk membaca bahagian 1
No comments:
Post a Comment